Wiki Buku
Advertisement

Cerita Silat atau istilah malasnya cersil merupakan genre atau bentuk cerita yang lebih dikenal di Asia ketimbang dari benua lain. Ada juga jenis cerita lain yang menggunakan pedang dan golok, dan juga menggunakan istilah naga.

Yang menariknya, kalau di cerita silat seekor naga lebih banyak sebagai perumpamaan, dicerita lain istilah naga mempunyai pengertian seekor binatang bersayap yang menyembur api dari mulutnya. Yang lucunya, masih banyak orang terutama dari benua lain yang menganggap cerita silat tidak masuk akal, "tidak mungkin orang mampu dalam satu kali lompat melewati pagar yang tinggi" katanya.

Tapi seekor naga yang masih dipertanyakan ada tidaknya, tidak diributkan kok api yang panas tidak menghanguskan paru parunya.

Mungkin inlah yang namanya selera. Kalau cocok, maka logika dan kemahiran tanya jawab akan dikerahkan semaksimal mungkin untuk mempertahankan 'kebenaran' seleranya. Kalau selera tidak cocok, maka mudah sekali untuk mencari kelemahan dan dituangkan didalam bentuk kritik.

Apapun kritiknya, masih banyak yang menganggap cerita silat mempunyai nilai lebih yang sukar didapati dibentuk cerita jenis lain. Salah satunya adalah keindahan cerita.

Sukar untuk mendefinisikan 'keindahan' karena tidak sedikit jenis cerita lain yang juga bagus bagus. Namun ada satu hal yang sukar dibantah kebenarannya. Hanya jenis cerita silat yang dapat dibaca hingga puluhan kali bahkan ratusan kali tanpa bosan, walau boleh dibilang sudah rada hapal.

Jenis cerita lain begitu kali kedua atau ketiga, rasanya sudah tawar, yang tadinya menarik, mendadak menjadi sesuatu yang bersifat biasa saja.

Nilai lebih lain dari cerita silat mirip dengan nilai lebih dari jenis musik 'Dangdut'. Yang tergila gila sudah bukan diberi label 'Pengagum' melainkan 'Pengikut'. Konon katanya, seorang researcher Ph.D dari Chicago kalau tidak salah pernah menyebut tingkatan Rhoma Irama jauh lebih hebat daripada Mick Jagger. Kalau Penyuka lead singer Rolling Stones itu disebut penggemar atau pengagum, sedangkan penyuka Rhoma disebut Pengikut.

Bedanya? Kalau Bung Rhoma memerintahkan pengikutnya 'neymplung ke kali' tidak sedikit yang bakal kecebur basah, sedangkan kalau bung Mick memerintahkan yang sama kepada penggemarnya, diduga bakal banyak yang bereaksi dengan mimik muka yang aneh (tentu dengan baju yang masih pada kering).

Keindahan cersil beragam dan tidak lepas dari pengarangnya. Ada yang suka keindahan tutur kata GuLong dalam dialognya. Tidak sedikit yang menemukan keindahan kompleksitas plot plot cerita dan hidupnya karakter karakter GuLong. Ada yang menggemari keindahan nama nama ilmu yang dipenakan oleh JinYong. Sebahagian juga ikut bergairah dengan semangat kepahlawanan dari karangan Liang I Shen. Banyak juga yang setuju dengan keindahan 'Bersusah dulu, jadi jagoan belakangan' yang merupakan ciri Kho Ping Hoo dan JinYong.

Salah satu ciri cersil adalah tebalnya lembaran cerita. Konon katanya, novel dari Rusia yang terkenal tebal tebal, pengarangnya menjadi tersipu sipu begitu melihat jumlah halaman karya JinYong. Begitu pula cerita yang tebalnya lebih dari setengah meter (mungkin satu meter pas) 'Api diBukit Menoreh', juga masuk kategori cerita silat.

Tebalnya 'Api diBukit Menoreh' bukan tiada gunanya, diduga judul ini yang satu satunya bakal lolos dari kegiatan meng-e-cersilkan ke internet situs. Misalnya ada nekat melakukan, mungkin perlu dikirimi karangan bunga 'Turut Berduka Cita'.

Kelemahan dari cersil adalah ketika dituang ke bentuk media lain, seperti film. Penggemar film silat mungkin malah lebih banyak dari pembaca cersil apapun alasannya. Hanya pembaca cersil banyak juga yang acapkali kecewa, cerita yang bagus menjadi kacau balau.

Ingin menyebutkan satu hal. Walau tidak menyangkut urusan silat, tapi menyinggung juga soal cerita. Pernah seorang sutradara film hollywod mengatakan: "Media film menciptakan sebuah keajaiban. Puluhan orang tidak terlalu kenal satu sama lain, berbeda tingkat pendidikan, latar belakang, kebangsaan, adat istiadat dsb, dalam posisi duduk sedikitnya dua jam diruangan gelap anehnya mempunyai relatif rollercoaster emosi yang sama ketika menonton. Dia memberi istilah 'Communion of Emotion'.

Di media cetak pun ada keajaiban dimana alambaca menggelitik spektrum emosi pembaca. Kadang tertawa sendiri, cengar cengir, tidak jarang ikut sedih jika tokoh yang disayangnya tertimpa bencana.

Ada satu nilai lebih dari alambaca (baca yang artinya diasosiasikan dengan buku) yakni menikmatinya tidak harus dalam posisi duduk. Benar menonton dapat dilakukan juga dengan posisi lain. Tapi hanya alambaca yang bisa dibawa ke kamar mandi memenuhi panggilan alam, tanpa menganggu keasyikan. Coba saja membawa DVD player ke kamar mandi, selain janggal, malah diduga sedang menonton film jenis....

Apapun nilai lebih yang diketemukan oleh pembaca cersil, atau corak keindahannya, bisa bersifat unik per individu atau pun bersifat umum, hanya jenis cerita berfondasi kuat yang kadang berkemampuan mengubah watak seseorang di dunia nyata. (tidak sedikit yang mau tidak mau terpengaruh menjadi jujur gara gara kebanyakkan baca cersil).


Advertisement